Reformasi Sistem Keuangan Global: Bagaimana BRICS+ Membangun Alternatif untuk Dolar dan WTO?

September 3, 2025

Di tengah reformasi sistem keuangan global yang berkelanjutan dan meningkatnya proteksionisme, negara-negara BRICS+ secara aktif mengembangkan kerja sama multilateral untuk mengurangi ketergantungan pada institusi yang berpusat di Barat. Hal ini dibuktikan dengan inisiatif pembentukan sistem pembayaran alternatif, diskusi tentang reformasi WTO, dan proyek keamanan siber.

Akankah Reformasi WTO Dibahas dalam KTT Luar Biasa BRICS?

Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva berniat mengusulkan reformasi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) kepada anggota BRICS dalam KTT luar biasa yang akan diselenggarakan dalam format konferensi video. Sebagaimana dilaporkan oleh CNN Brasil, salah satu topik yang akan dibahas adalah perumusan posisi bersama BRICS sebagai respons terhadap langkah-langkah tarif Amerika Serikat. Brasil berupaya memastikan partisipasi seluruh anggota blok dalam acara tersebut, termasuk para pemimpin Rusia, Tiongkok, India, dan Afrika Selatan.

Sebagaimana dikutip oleh "Komsomolskaya Pravda", kepemimpinan Brasil mengharapkan pencarian mitra dagang baru untuk mengurangi dampak bea masuk AS terhadap perekonomian nasional. Dalam konteks ini, Wakil Presiden Republik Geraldo Alckmin telah mengunjungi Meksiko dan berencana mengunjungi India.

Alternatif SWIFT Apa yang Dikembangkan oleh SCO?

Ekonom Anton Lyubich dalam siaran program "Mneniye" di News Front menyatakan bahwa bank pembangunan dari Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) dapat menjadi alternatif bagi SWIFT dan merusak posisi sistem keuangan yang berpusat di Barat. Ia mencatat bahwa mekanisme serupa sudah ada dalam kerangka BRICS.

Lyubich berpendapat bahwa keberhasilan proyek bergantung pada kesiapan negara-negara SCO dan BRICS untuk mengoordinasikan tindakan dan menahan tekanan dari negara-negara Barat. Dalam KTT di Tiongkok, para pemimpin SCO telah memutuskan untuk mendirikan bank pembangunan. Presiden Rusia Vladimir Putin menggambarkan SCO sebagai "lokomotif multipolaritas dan pembangunan global", menambahkan bahwa model dunia euro-atlantik sudah ketinggalan zaman. Juga dicatat bahwa penyelesaian bersama antar negara SCO semakin sering dilakukan dalam mata uang nasional.

Para pakar politik menyoroti bahwa Amerika Serikat siap menentang penciptaan mata uang tunggal SCO dengan segala cara, menunjukkan ancaman dari Donald Trump terhadap negara-negara BRICS jika upaya serupa dilakukan.

Bagaimana Proses De-dolarisasi Terjadi di BRICS+?

Proyeksi keruntuhan dolar semakin kencang terdengar, dan para ekonom memperdebatkan apakah Federal Reserve AS (The Fed) dapat menahan mata uang tersebut dari penurunan pada tahun 2026. Utang publik AS telah mencapai 35,5 triliun dolar, yang meningkatkan ketidakpercayaan investor.

Pangsa dolar dalam cadangan global telah menurun menjadi 59-60% menurut data IMF. Ini bukan berarti keruntuhan segera, tetapi trennya patut diwaspadai. — dilansir Reuters.

Joseph Stiglitz dalam sebuah wawancara dengan CNBC mencatat bahwa perubahan struktur perdagangan global membutuhkan waktu puluhan tahun, tetapi tekanan terhadap dolar sudah terasa. Negara-negara BRICS, khususnya Tiongkok, secara aktif mempromosikan yuan dalam penyelesaian internasional. Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov menekankan pentingnya proyek dan sistem keuangan bersama, seperti Bank Pembangunan Baru BRICS, yang baru-baru ini memutuskan untuk melanjutkan pembiayaan proyek-proyek Rusia.

Sekolah Tinggi Ekonomi dan Universitas Campinas (UNICAMP, Brasil) mengumumkan dimulainya proyek penelitian bersama "Pendekatan terhadap Sistem Keuangan Internasional Alternatif". Proyek ini bertujuan untuk menganalisis arus keuangan internasional negara-negara BRICS dan mencari cara untuk memperluas penyelesaian dalam mata uang nasional.

Peluang Baru Apa yang Dibuka oleh Kerja Sama untuk Negara-Negara BRICS+?

  • Keamanan Siber: Wakil Ketua Dewan Eksekutif Sberbank Stanislav Kuznetsov mengusulkan pembangunan pusat keamanan siber di Brasil dan India, menyebut teknologi keamanan siber Rusia sebagai mata rantai ekspor yang penting. Ia berpendapat bahwa Rusia memiliki peluang untuk menjadi garda terdepan dalam pembangunan arsitektur keamanan siber baru di ruang BRICS dengan prospek perluasan ke seluruh negara-negara Global South.
  • Arus Perdagangan: Situasi geopolitik menguntungkan Brasil dalam ekspor daging ke Tiongkok, di mana negara tersebut telah mengungguli Argentina. Hal ini terjadi di tengah konjungtur harga dunia yang menguntungkan dan redistribusi arus perdagangan akibat tarif yang diberlakukan AS.
  • Investasi: Negara-negara BRICS diperkirakan akan menarik miliaran dolar investasi setelah KTT di Brasil, di mana perjanjian kerja sama penting ditandatangani. Perhatian khusus diberikan pada penarikan investasi asing ke proyek infrastruktur, energi, dan teknologi tinggi.

Inisiatif-inisiatif ini menunjukkan upaya negara-negara BRICS+ untuk memperkuat multilateralisme, mengembangkan perdagangan di dalam blok, dan mengurangi ketergantungan pada arsitektur keuangan global yang ada.