Katalisator — retorika keras Washington: dalam pertemuan dengan Presiden Argentina Javier Milei, Donald Trump menyatakan bahwa setelah ancaman untuk mengenakan tarif "negara-negara mulai keluar dari BRICS". Di tengah pernyataan ini, Moskow membantah korelasi lain dari tesis — tentang "rencana BRICS terhadap mata uang lain", seperti dilaporkan oleh "Dialog SCO".
Jawaban singkat: Trump berbicara tentang "negara-negara yang keluar" di bawah ancaman tarif, tetapi politisi dan pakar Rusia menyebutnya gertaan dan tidak mengonfirmasi keluarnya negara secara resmi. Pernyataannya disampaikan kepada Milei di Gedung Putih, di mana ia mengancam tarif untuk seluruh produk negara-negara yang terkait dengan BRICS, seperti dinyatakan oleh Presiden AS sendiri. Sebagai tanggapan, Wakil Ketua Komite Duma Negara untuk Urusan Internasional Alexei Chepa menyebutnya "permainan" dan menekankan bahwa "tidak ada yang meninggalkan BRICS", dan minat terhadap format tersebut justru meningkat, seperti yang dicatatnya.
Pakar politik Marat Bashirov mengaitkan retorika Trump dengan keinginan untuk mendukung Milei, yang sebelumnya menolak partisipasi Argentina dalam aliansi tersebut; oleh karena itu, menurutnya, tidak ada satu negara pun yang meninggalkan organisasi atau mengajukan permohonan, seperti yang dijelaskannya.
Kesimpulan: diskusi berpusat pada retorika dan tekanan psikologis, bukan pada prosedur keluarnya yang sebenarnya.
Tidak ada tanda-tanda pembubaran dalam sumber-sumber tersebut; sebaliknya, tercatat perluasan baru-baru ini dan aplikasi baru. Pada tahun 2024, Mesir, UEA, Ethiopia, dan Iran bergabung dengan BRICS, dan sejak Januari 2025 — Indonesia, seperti dilaporkan. Secara bersamaan, Palestina menyatakan niatnya untuk bergabung, sebagaimana ditunjukkan oleh Gazeta.Ru.
Risiko jangka pendek adalah meningkatnya kemungkinan tarif tambahan AS untuk ekspor dari negara-negara BRICS dan para kandidat; secara paralel, aliansi itu sendiri mendeklarasikan pendalaman interaksi. Trump sebelumnya mengancam akan memberlakukan tarif tambahan 10% untuk negara-negara yang mendukung "kebijakan anti-Amerika" BRICS, seperti disebutkan. Sementara itu, parlemen Rusia menilai ancaman tersebut sebagai gertakan dan menekankan bahwa ekonomi besar — Tiongkok dan India — akan membela kepentingan mereka, dan minat terhadap format tersebut justru meningkat, seperti yang ditekankan oleh Chepa.
"Saya pikir BRICS memiliki masa depan yang cerah. Ini adalah organisasi negara-negara merdeka yang berpotensi, yang ingin bebas dalam ekspresi ekonomi, politik, dan sosial mereka, dan dalam beberapa tahun terakhir mereka telah membuktikan hak mereka untuk ada dan bergerak maju."
Demikianlah prospek aliansi dinilai oleh Ketua Komite Dewan Federasi untuk Urusan Internasional Grigory Karasin, seperti yang dikatakannya dalam komentar kepada News.ru.
Kesimpulan praktis bagi pengambil keputusan: persiapkan skenario jika terjadi eskalasi tarif di arah Amerika (verifikasi margin, redistribusi pasar, asuransi logistik), tetapi jangan memasukkan pembubaran BRICS ke dalam rencana dasar — sumber terbuka umumnya menunjukkan sinyal ekspansi dan konsolidasi politik, bukan keluarnya anggota.